Di negara kita, pengetahuan tentang agama sering disampaikan secara dogmatis. Bukan dengan cara-cara yang kritis. Kebanyakan dari kita "dipaksa" mempercayai sesuatu tanpa diberi alasan kenapa. Mungkin saya salah satunya?
Produk dogma bersedia membela mati-matian keyakinannya. Siap menentang habis-habisan pihak yang bersebarangan faham.
Ketika orang lain mempertanyakan alasan dibalik pendiriannya, mereka marah. Mengatai si penanya yang tidak-tidak, padahal bisa jadi dia sungguh-sungguh penasaran. Bukan untuk menjatuhkan.
Jangan-jangan mereka marah bukan karena pertanyaan itu tak pantas disampaikan? Tapi karena mereka terkejut menyadari tak tahu apa yang mereka bela mati-matian, juga apa yang mereka cela habis-habisan. Ah, semoga saya bukan salah satunya.
Mempunyai pendirian tentu tak salah. Punya alasan dibalik keyakinan tersebut tentu lebih baik.
Ibrahim menemukan tuhannya melalui pencarian. Bukan dari perintah ayahnya, yang bahkan tak mampu menjawab," Kenapa kita harus menyembah sesuatu yang kau ciptakan, Ayah?"
Manusia memang ciptaan tersempurna. Diberi nafsu untuk bertindak, dibekali akal untuk berpikir.
Ibrahim dan ayahnya sama-sama punya prinsip kebenaran. Mempunyai pendirian tentu tak salah. Punya alasan dibalik keyakinan tersebut tentu lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar