Minggu, 24 November 2013

Rindu, Nama Rasa Kurang Ajar Itu

Napas saya mulai berat. Mata saya lebih berair dari biasanya. Siang bolong kali ini rasanya menyesakkan.
Bukan karena debu-debu yang berterbangan dan masuk ke mata. Bukan juga gegara polusi udara jahanam yang mengganggu pernapasan. Bukan itu. Dada saya yang sesak.

Hey, kata orang rindu selalu datang tiba-tiba.
Sial! Kali ini saya yang kena. Rasa itu menyerang, membuat sesak. Dalam hitungan detik mereka datang bergerombol sampai penuh. Berdesakan. Tanpa berkabar sebelumnya kalau dia akan mampir hari ini.
Gempuran tiba-tiba ini menyebalkan. Yang benar saja datang di siang bolong! Terlebih, sedang ada Ibu di sini. Saya benci terlihat cengeng di depannya.

Sebenarnya tak apa jika rindu ingin bertandang. Syaratnya cuma bilang. Biar bisa saya siapkan waktu dan tempat yang tepat untuk mencumbuinya.

Saya tidak punya daya untuk bertahan. Apalagi melawan. Saya biarkan rindu menggerayangi. Semau mereka saja. Upaya apapun untuk membendung sergapan mereka akan sia-sia. Hanya akan membuat sakit. Dan tentu semakin sesak.

Dari ekor mata, diam-diam saya perhatikan Ibu. Ah, saya tahu dia paham saya sedang dikontrol perasaan. Syukurlah,dia tidak mengusik saya dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak akan saya jawab dalam keadaan begini. Menginterupsi saya seperti sekarang akan membuat saya sebal. Dia sangat tahu kalau saya pasti bercerita ketika ketenangan sudah mengendalikan perasaan yang hiruk-pikuk.

"Kangen Bapak..."

Hanya itu yang terucap ketika saya berhasil merajai perasaan yang kacau-galau. Ibu diam saja. Dia seorang penerka yang hebat karena itu adalah respon terbaik yang saya inginkan. Saya tidak mau nasihat. Saya tidak mau pelukan. Saya tidak mau belaian di pundak, ataupun kepala. Itu akan membuat saya semakin tidak bisa mengontrol diri. Saya cuma mau dia tahu saya baik-baik saja.

Ah, jangan-jangan rasa itu juga menyergapnya setelah pengakuan barusan?
Kami berdua memilih diam. Tidak membiarkan tangis memecah bisingnya suara kendaraan kalau kami saling bercerita. Siang bolong ini saya mengizinkan rindu datang bertamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar