Emah, nenek saya masuk rumah sakit lagi. Dia meminta untuk dirawat di rumah sakit yang berbeda dari yang sebelumnya. Keinginan itu dituruti anak-anaknya karena Emah sedang mudah marah. Ganti dokter, ganti obat dan rumah sakitnya tidak lebih bagus. Tak apa yang penting Emah sehat.
Ketika masuk, bibi saya memesan kamar kelas 1. Sayangnya penuh, pun begitu dengan kelas 2. Terpaksa Emah menginap di kamar kelas 3 sampai ada pasien di kelas 1 yang keluar.
Seperti biasa, ibu kebagian jaga malam. Ya memang hanya ibu saya yang memungkinkan karena cuma beliau yang single fighter dan tidak punya anak kecil. Saya tentu saja harus menemani ibu. Misalnya dia tidak minta pun pasti saya ikut menginap untuk memastikan ibu makan dan cukup istirahat.
Mengingat pengalaman sebelumnya, Emah itu banyak maunya. Minta dipijat, dibalur balsem, dikipasi, ditabur bedak, diusap, kasur dinaikkan, dilap air hangat, minta susu de-el-el. Saya kasihan sama ibu, jadi mau saya bantu. Tapi yang terjadi keseringan saya tidur pulas :D
Manfaat keberadaan saya dipertanyakan selain sebagai ojek dan pengingat makannya ibu.
Tadi kami berangkat setelah magrib. Sesampainya di rumah sakit, saya dan ibu agak kaget mengetahui satu ruangan berisi 10 kasur! Kirain kelas 3 itu ditempati 4 pasien. Maklum sih ini kelas ekonomi. Sebenernya yang bikin kesel itu keadaan ruangan lebih mirip pasar daripada rumah sakit. Pasiennya satu, yang jaga se-RT.
Luas ruang untuk satu pasien sekira 2x3. Dikira-kira itu juga soalnya saya ga bawa meteran, hehe. Pokoknya sempit, hanya cukup kasur dan kursi lipat. Setiap ruang disekat dengan tirai. Jadi ya bunyi-bunyian dari kasur tetangga kedengaran.
Di depan terdengar suara Nike Ardila bernyanyi dari handphone, sengaja diloud speaker! Masih dari depan, terdengar tawa wanita yang ditahan-tahan agar tak terlalu keras. Di pojok dekat kamar mandi terdengar rumpi para lelaki yang tidak berusaha memelankan suaranya. Anak-anak berkeliaran. Teriakan dan tangisan mereka menambah "semarak" suasana.
Duh gusti, kok pada girang amat nginep di rumah sakit? Ini bukan tempat rekreasi keluarga kan ya?
Harus sering bilang permisi sambil tersenyum sungkan setiap mau ke kamar mandi atau keluar ruangan. Pasalnya para keluarga pasien "bergeletakan" di depan kamar mandi dan pintu keluar yang memang menyisakan ruang yang cukup buat tidur terlentang. Daripada tidur di jalan-jalan, saya mending begadang.
Malam ini sepertinya tidak akan bisa tidur. Sepertinya sih, tapi nggak jamin saya kuat melek semalaman. Soalnya di RS yang lama juga saya bilang bakalan susah merem tapi yang terjadi saya selalu berhasil bobok anggun di atas karpet yang keras :D
Sekitar jam 8 malam, pasien di samping kiri pulang. Kasurnya kosong. Waaak! Alhamdulillah, makasih ya Allah. Inikah kado buat anak sholehah yang berbakti pada orang tua? Tenang, tenang... anak sholehah yang dimaksud itu ibu, bukan saya.
Sudah jam 9 malam dan suasana hingar bingar mulai mereda. Pada cepat bobok yak semuanya biar besok nggak telat bangun pagi. Semoga cepat sembuh, Mah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar