Belakangan ini, layar kaca ramai mengabarkan beberapa orang menjadi beringas untuk menunjukkan 'surga yang benar' versi mereka kepada yang lain dengan konsep surga yang beda. Udah pada lihat surga ya? Yakin emang pada masuk surga nantinya? Layak ya buat memenuhi kriteria untuk tinggal di sana? Atau, udah punya modal mencukupi emangnya untuk ditukar sama satu kavling lahan di surga?
Saya termasuk yang yakin adanya surga, seperti yang difirmankan tuhan saya melalui perantara-Nya. Dan Dia janjikan tempat itu buat mereka yang takwa. Mereka yang menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mereka yang saling mengasihi manusia lain. Mereka yang selalu membuat tuhan tersenyum.
Saya hanya tahu gambaran surga dari kitab suci. Dan saya imani kitab suci itu. Beberapa nama tertulis telah mendapat jaminan tinggal di sana. Mereka adalah manusia-manusia biasa yang selalu menyenangkan tuhan karena patuh, taat dan cintanya. Tapi, apa ada yang udah berkunjung ke sana? Saya kurang tahu. Beberapa orang pernah memimpikannya. Tapi sekali lagi, apakah ada yang pernah benar-benar berada di sana? Payah! Sekali lagi, saya tidak tahu. Mungkin nabi-nabi saya pernah? Jadi ingin mencari tahu. Tidak sekedar membaca ayat-ayatnya doang kalau bisa.
Wah, ini teguran agar saya lebih giat mendalami kalam-Nya. Agar punya pengetahuan. Agar tidak menelan mentah-mentah doktrin mereka yang dianggap suci. Agar tidak dibodohi oleh mereka yang sukanya megadu domba dan menebarkan permusuhan. Agar tidak ditunggangi segelintir mereka yang punya kepentingan. Karena dangkalnya ilmu, saya jadi bingung bagaimana harus bereaksi.
Ada yang bilang aqidah adalah harga mati.
Ada yang bilang masalah keyakinan adalah urusan individu dengan tuhan.
Ada yang bilang silakan mencapai tujuan berbeda tapi ‘kendaraannya’ jangan menumpang dong, supaya tidak muncul kata penistaan dan sesat sehingga mencabut nyawa terpaksa diambil alih dari Izroil.
Ada yang bilang ini era dan area demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan. Termasuk dalam keyakinan yang notabene hak asasi yang paling asasi.
Benar, ini teguran untuk saya agar lebih giat mendalami kalam-Nya. Agar punya pengetahuan. Agar tidak menelan mentah-mentah doktrin mereka yang dianggap suci. Agar tidak dibodohi oleh mereka yang sukanya megadu domba dan menebarkan permusuhan. Agar tidak ditunggangi segelintir mereka yang punya kepentingan. Kalau sekarang, karena dangkalnya ilmu, saya jadi bingung bagaimana harus bereaksi.
Bhinneka Tunggal Ika.
Ada yang sedang bertikai, ada yang tertawa, ada yang merasa paling tahu, ada yang prihatin, ada yang bersorak-sorai, ada yang menangis, ada yang menggugat, ada yang main api, ada yang diam, ada yang bingung.
Saya masuk golongan bingung karena dangkalnya ilmu. Mau mencari tahu, setidaknya untuk saya sendiri. Maksudnya, untuk saya dulu baru orang lain jika saya memang 'memadai'.
Saya termasuk yang yakin adanya surga, seperti yang difirmankan tuhan saya melalui perantara-Nya. Dan Dia janjikan tempat itu buat mereka yang takwa. Mereka yang menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mereka yang saling mengasihi manusia lain. Mereka yang selalu membuat tuhan tersenyum.
Saya hanya tahu gambaran surga dari kitab suci. Dan saya imani kitab suci itu. Beberapa nama tertulis telah mendapat jaminan tinggal di sana. Mereka adalah manusia-manusia biasa yang selalu menyenangkan tuhan karena patuh, taat dan cintanya. Tapi, apa ada yang udah berkunjung ke sana? Saya kurang tahu. Beberapa orang pernah memimpikannya. Tapi sekali lagi, apakah ada yang pernah benar-benar berada di sana? Payah! Sekali lagi, saya tidak tahu. Mungkin nabi-nabi saya pernah? Jadi ingin mencari tahu. Tidak sekedar membaca ayat-ayatnya doang kalau bisa.
Wah, ini teguran agar saya lebih giat mendalami kalam-Nya. Agar punya pengetahuan. Agar tidak menelan mentah-mentah doktrin mereka yang dianggap suci. Agar tidak dibodohi oleh mereka yang sukanya megadu domba dan menebarkan permusuhan. Agar tidak ditunggangi segelintir mereka yang punya kepentingan. Karena dangkalnya ilmu, saya jadi bingung bagaimana harus bereaksi.
Ada yang bilang aqidah adalah harga mati.
Ada yang bilang masalah keyakinan adalah urusan individu dengan tuhan.
Ada yang bilang silakan mencapai tujuan berbeda tapi ‘kendaraannya’ jangan menumpang dong, supaya tidak muncul kata penistaan dan sesat sehingga mencabut nyawa terpaksa diambil alih dari Izroil.
Ada yang bilang ini era dan area demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan. Termasuk dalam keyakinan yang notabene hak asasi yang paling asasi.
Benar, ini teguran untuk saya agar lebih giat mendalami kalam-Nya. Agar punya pengetahuan. Agar tidak menelan mentah-mentah doktrin mereka yang dianggap suci. Agar tidak dibodohi oleh mereka yang sukanya megadu domba dan menebarkan permusuhan. Agar tidak ditunggangi segelintir mereka yang punya kepentingan. Kalau sekarang, karena dangkalnya ilmu, saya jadi bingung bagaimana harus bereaksi.
Bhinneka Tunggal Ika.
Ada yang sedang bertikai, ada yang tertawa, ada yang merasa paling tahu, ada yang prihatin, ada yang bersorak-sorai, ada yang menangis, ada yang menggugat, ada yang main api, ada yang diam, ada yang bingung.
Saya masuk golongan bingung karena dangkalnya ilmu. Mau mencari tahu, setidaknya untuk saya sendiri. Maksudnya, untuk saya dulu baru orang lain jika saya memang 'memadai'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar