Ya ampun!
Lagi-lagi pagi ini saya rurusuhan di rumah. Lagi-lagi juga penyebabnya adalah dia!
Siapa coba?
Dia tuh yang membuat saya bangun tidur dengan mata membelalak dan selalu berhasil membuat saya langsung ngacir ke depan kompi atau lepi. Kalau ga, ya ke rak buku.
Dia yang bikin jantung saya berdebar lebih kenceng, bukan gara-gara naksir! Untuk sesuatu yang disebut profesionalitas. Haddu kesannya bagus gimana gitu, hahaa… Justru, karena masih amatir abis belum bisa me-manage waktu, belum bisa nentuin mana yang harus diutamain dari prioritas-prioritas yang semuanya ‘telihat’ penting untuk dilakukan secepetnya. Juga gara-gara terlalu memanjakkan rasa malas.
“Kapan ya ngerjainnya? Makan dulu deh, kalau laper ga bisa konsen.”
Makan ceritanya udah, “Kenyang banget neh, tunggu makanan turun dulu aja baru ngerjain.”
Terus saya nyalain tipi, sambil tiduran sampe ketiduran beneran. Akhirnya kerjaan itu tinggal jadi korban dari kata-kata ‘ntar’.
Liatin aja pas deadline udah berubah jadi deathline. Otak bekerja lebih keras, jangtung berdegup lebih kenceng, tangan mengetik lebih cepat, keringat mengucur lebih deras diiringi keluhan-keluhan, “mampus gue!”
Jadi ini salah siapa? Dia atau saya?
Minggu, 27 Februari 2011
Sabtu, 26 Februari 2011
Bahagia
Bahagia bukan cuma tentang 'mau' yang terpenuhi
Bahagia bukan melulu tentang situasi dan kondisi
Bahagia bukan lagi keadaan yang tercipta, tapi menciptakan keadaan
Bahagia adalah keputusan!
Saya memutuskan untuk bahagia
Bahagia hari ini, besok dan selamanya selalu.
Walaupun 'mau' saya belum terpenuhi (pasti terpenuhi saat Dia izinkan), walaupun situasi dan kondisi memusuhi, walaupun mereka menciptakan keadaan tidak menyenangkan, saya masih bisa bahagia dan akan tetap bahagia... karena sudah diputuskan bahagia.
B-A-H-A-G-I-A saja ^____^
Bahagia bukan melulu tentang situasi dan kondisi
Bahagia bukan lagi keadaan yang tercipta, tapi menciptakan keadaan
Bahagia adalah keputusan!
Saya memutuskan untuk bahagia
Bahagia hari ini, besok dan selamanya selalu.
Walaupun 'mau' saya belum terpenuhi (pasti terpenuhi saat Dia izinkan), walaupun situasi dan kondisi memusuhi, walaupun mereka menciptakan keadaan tidak menyenangkan, saya masih bisa bahagia dan akan tetap bahagia... karena sudah diputuskan bahagia.
B-A-H-A-G-I-A saja ^____^
Senin, 21 Februari 2011
Teguran
Belakangan ini, layar kaca ramai mengabarkan beberapa orang menjadi beringas untuk menunjukkan 'surga yang benar' versi mereka kepada yang lain dengan konsep surga yang beda. Udah pada lihat surga ya? Yakin emang pada masuk surga nantinya? Layak ya buat memenuhi kriteria untuk tinggal di sana? Atau, udah punya modal mencukupi emangnya untuk ditukar sama satu kavling lahan di surga?
Saya termasuk yang yakin adanya surga, seperti yang difirmankan tuhan saya melalui perantara-Nya. Dan Dia janjikan tempat itu buat mereka yang takwa. Mereka yang menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mereka yang saling mengasihi manusia lain. Mereka yang selalu membuat tuhan tersenyum.
Saya hanya tahu gambaran surga dari kitab suci. Dan saya imani kitab suci itu. Beberapa nama tertulis telah mendapat jaminan tinggal di sana. Mereka adalah manusia-manusia biasa yang selalu menyenangkan tuhan karena patuh, taat dan cintanya. Tapi, apa ada yang udah berkunjung ke sana? Saya kurang tahu. Beberapa orang pernah memimpikannya. Tapi sekali lagi, apakah ada yang pernah benar-benar berada di sana? Payah! Sekali lagi, saya tidak tahu. Mungkin nabi-nabi saya pernah? Jadi ingin mencari tahu. Tidak sekedar membaca ayat-ayatnya doang kalau bisa.
Wah, ini teguran agar saya lebih giat mendalami kalam-Nya. Agar punya pengetahuan. Agar tidak menelan mentah-mentah doktrin mereka yang dianggap suci. Agar tidak dibodohi oleh mereka yang sukanya megadu domba dan menebarkan permusuhan. Agar tidak ditunggangi segelintir mereka yang punya kepentingan. Karena dangkalnya ilmu, saya jadi bingung bagaimana harus bereaksi.
Ada yang bilang aqidah adalah harga mati.
Ada yang bilang masalah keyakinan adalah urusan individu dengan tuhan.
Ada yang bilang silakan mencapai tujuan berbeda tapi ‘kendaraannya’ jangan menumpang dong, supaya tidak muncul kata penistaan dan sesat sehingga mencabut nyawa terpaksa diambil alih dari Izroil.
Ada yang bilang ini era dan area demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan. Termasuk dalam keyakinan yang notabene hak asasi yang paling asasi.
Benar, ini teguran untuk saya agar lebih giat mendalami kalam-Nya. Agar punya pengetahuan. Agar tidak menelan mentah-mentah doktrin mereka yang dianggap suci. Agar tidak dibodohi oleh mereka yang sukanya megadu domba dan menebarkan permusuhan. Agar tidak ditunggangi segelintir mereka yang punya kepentingan. Kalau sekarang, karena dangkalnya ilmu, saya jadi bingung bagaimana harus bereaksi.
Bhinneka Tunggal Ika.
Ada yang sedang bertikai, ada yang tertawa, ada yang merasa paling tahu, ada yang prihatin, ada yang bersorak-sorai, ada yang menangis, ada yang menggugat, ada yang main api, ada yang diam, ada yang bingung.
Saya masuk golongan bingung karena dangkalnya ilmu. Mau mencari tahu, setidaknya untuk saya sendiri. Maksudnya, untuk saya dulu baru orang lain jika saya memang 'memadai'.
Saya termasuk yang yakin adanya surga, seperti yang difirmankan tuhan saya melalui perantara-Nya. Dan Dia janjikan tempat itu buat mereka yang takwa. Mereka yang menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mereka yang saling mengasihi manusia lain. Mereka yang selalu membuat tuhan tersenyum.
Saya hanya tahu gambaran surga dari kitab suci. Dan saya imani kitab suci itu. Beberapa nama tertulis telah mendapat jaminan tinggal di sana. Mereka adalah manusia-manusia biasa yang selalu menyenangkan tuhan karena patuh, taat dan cintanya. Tapi, apa ada yang udah berkunjung ke sana? Saya kurang tahu. Beberapa orang pernah memimpikannya. Tapi sekali lagi, apakah ada yang pernah benar-benar berada di sana? Payah! Sekali lagi, saya tidak tahu. Mungkin nabi-nabi saya pernah? Jadi ingin mencari tahu. Tidak sekedar membaca ayat-ayatnya doang kalau bisa.
Wah, ini teguran agar saya lebih giat mendalami kalam-Nya. Agar punya pengetahuan. Agar tidak menelan mentah-mentah doktrin mereka yang dianggap suci. Agar tidak dibodohi oleh mereka yang sukanya megadu domba dan menebarkan permusuhan. Agar tidak ditunggangi segelintir mereka yang punya kepentingan. Karena dangkalnya ilmu, saya jadi bingung bagaimana harus bereaksi.
Ada yang bilang aqidah adalah harga mati.
Ada yang bilang masalah keyakinan adalah urusan individu dengan tuhan.
Ada yang bilang silakan mencapai tujuan berbeda tapi ‘kendaraannya’ jangan menumpang dong, supaya tidak muncul kata penistaan dan sesat sehingga mencabut nyawa terpaksa diambil alih dari Izroil.
Ada yang bilang ini era dan area demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan. Termasuk dalam keyakinan yang notabene hak asasi yang paling asasi.
Benar, ini teguran untuk saya agar lebih giat mendalami kalam-Nya. Agar punya pengetahuan. Agar tidak menelan mentah-mentah doktrin mereka yang dianggap suci. Agar tidak dibodohi oleh mereka yang sukanya megadu domba dan menebarkan permusuhan. Agar tidak ditunggangi segelintir mereka yang punya kepentingan. Kalau sekarang, karena dangkalnya ilmu, saya jadi bingung bagaimana harus bereaksi.
Bhinneka Tunggal Ika.
Ada yang sedang bertikai, ada yang tertawa, ada yang merasa paling tahu, ada yang prihatin, ada yang bersorak-sorai, ada yang menangis, ada yang menggugat, ada yang main api, ada yang diam, ada yang bingung.
Saya masuk golongan bingung karena dangkalnya ilmu. Mau mencari tahu, setidaknya untuk saya sendiri. Maksudnya, untuk saya dulu baru orang lain jika saya memang 'memadai'.
Status Baru
Jam 00.10
Belum tidur ceritanya. Masih ketak-ketik sambil sesekali diselingi maen Plants vs Zombies. Ketak-ketiknya sedikit banyakan ngegamenya, hehe…
Koneksi internet masih nyambung, saya masih nyari referensi buat cocoretan berhadiah. Pengen buka facebook (godaan syaiton banget neh!)
Buka Home, baca-baca note orang. Ngintip-ngintip ke group di mana nama saya cuma parkir doang. Ga ada kontribusinya. Ga ngomen, ngasih-ngasih jempol kek! Napa? Cantengan ya jempolnya?
Oia, beberapa hari kemaren ada hal yang ngeharusin saya buka photobucket. Lupa-lupa inget, kayaknya punya akun deh di sana. Miss pikun iseng log in pake email lama. Eh bisa! Pas kebuka, ada beberapa wajah yang pernah bikin saya cenat-cenut (lagi ngetren neh istilah dari lagunya pria-pria menari, hehe)
Ada foto John Terry. Pas zaman-zamannya Jose Mourinho saya emang lagi resep-resepnya nonton Liga Inggris. Kaya remaja yang ngefans ke grup band ato boy band, saya juga ngumpulin foto-foto pemain bola.
Terus ada Matthew Bellamy. Si Mamat yang pesonanya begitu menggoda coz he’s a great song writer, guitarist, pianist and vocalist. Tapi yang paling penting dari semua itu adalah : dia lelaki Inggris! (emang kenapa kalau orang Inggris?)
Lelaki-lelaki yang diceritain barusan cuma prolog. Soalnya cerita tentang pemeran utama prianya disimpan dulu di akhir biar rame.
Pria itu adalah…..
Jreng… jreng… jreng….
U-T-A-S!
Owh, ya ampun! Masih ada yang nyisa ternyata. Foto-foto dia yang saya ambil dari Friendster, hihi… Maaf ya sampai mencuri eh mengunduh diam-diam segala. Saya juga heran kenapa waktu itu saya jadi pengutil. Mungkin lagi ababil alias ABG labil kali ya? Kan zamannya Friendster booming saya masih muda. Masa-masa sebelum wall-wallan di fb, zaman testi-testian di fs.
No hp dia saya hapus dari kontak, soalnya dia getol banget online di facebook. Pas saya lihat chat list and ada nama dia, saya bakalan jadi nona murah senyum. Cecengiran sendirian padahal cuma ngeliatin ada buletan ijo sebelum namanya. Tindakan selanjutnya…. ga ada. Orang cuma ngeliatin buletan ijo aja saya udah autis sendiri.Yup, cuma gara-gara buletan ijo rasanya jadi orang paling beruntung. Lebe kan? Maklumin aja sih masih ababil.
Pas ada millat facebook, dia nutup akun fb-nya. Dan saya langung nestapa, nyesel banget ngehapus nopenya padahal itu satu-satunya akses buat tau kabar paling up to date dari dia. Duh, naksir lama-lama tapi ga hafal nopenya! Nope yang saya hafal cuma no sendiri, no emak sama rumah. Mana dia merantau ke pulau sebrang, ihiks…
Seminggu… Dua minggu… Berminggu-minggu.... ternyata dia kuat iman ga ngaktifin lagi akun fb-nya padahal yang saya tau dia termasuk aktivis facebook. Dikit-dikit up date status. Giat banget deh pokonya. Keukeuh merekeuh tuh orang ga nongol-nongol lagi.
Nanggung lah, akhirnya saya hapusin juga foto-fotonya dari lepi mumpung ada momen buat ganti idola. Dipikir udah semua jejak diilangin, ternyata masih ada bukti-bukti kejahatan saya yang belum dimusnahkan di photobucket!
Nah, malem ini saya keingetan yang kemaren. Iseng ngetik nama dia. Search…
Wuzzz!!!! Koneksi lagi cepet.
Eh ada!
Jangan-jangan bukan. Tapi nama dia kan ga pasaran. Buat mastiin saya buka profilnya.
Namanya nama dia.
Fotonya foto dia.
Gayanya masih gaya dia.
Hihihi, ternyata ga ada yang berubah ya kecuali satu…
Relationship Status : In a relationship with X X X
Aaargh tidaaaaaaaaaaaak! THAT’S NOT MY NAME!
Belum tidur ceritanya. Masih ketak-ketik sambil sesekali diselingi maen Plants vs Zombies. Ketak-ketiknya sedikit banyakan ngegamenya, hehe…
Koneksi internet masih nyambung, saya masih nyari referensi buat cocoretan berhadiah. Pengen buka facebook (godaan syaiton banget neh!)
Buka Home, baca-baca note orang. Ngintip-ngintip ke group di mana nama saya cuma parkir doang. Ga ada kontribusinya. Ga ngomen, ngasih-ngasih jempol kek! Napa? Cantengan ya jempolnya?
Oia, beberapa hari kemaren ada hal yang ngeharusin saya buka photobucket. Lupa-lupa inget, kayaknya punya akun deh di sana. Miss pikun iseng log in pake email lama. Eh bisa! Pas kebuka, ada beberapa wajah yang pernah bikin saya cenat-cenut (lagi ngetren neh istilah dari lagunya pria-pria menari, hehe)
Ada foto John Terry. Pas zaman-zamannya Jose Mourinho saya emang lagi resep-resepnya nonton Liga Inggris. Kaya remaja yang ngefans ke grup band ato boy band, saya juga ngumpulin foto-foto pemain bola.
Terus ada Matthew Bellamy. Si Mamat yang pesonanya begitu menggoda coz he’s a great song writer, guitarist, pianist and vocalist. Tapi yang paling penting dari semua itu adalah : dia lelaki Inggris! (emang kenapa kalau orang Inggris?)
Lelaki-lelaki yang diceritain barusan cuma prolog. Soalnya cerita tentang pemeran utama prianya disimpan dulu di akhir biar rame.
Pria itu adalah…..
Jreng… jreng… jreng….
U-T-A-S!
Owh, ya ampun! Masih ada yang nyisa ternyata. Foto-foto dia yang saya ambil dari Friendster, hihi… Maaf ya sampai mencuri eh mengunduh diam-diam segala. Saya juga heran kenapa waktu itu saya jadi pengutil. Mungkin lagi ababil alias ABG labil kali ya? Kan zamannya Friendster booming saya masih muda. Masa-masa sebelum wall-wallan di fb, zaman testi-testian di fs.
No hp dia saya hapus dari kontak, soalnya dia getol banget online di facebook. Pas saya lihat chat list and ada nama dia, saya bakalan jadi nona murah senyum. Cecengiran sendirian padahal cuma ngeliatin ada buletan ijo sebelum namanya. Tindakan selanjutnya…. ga ada. Orang cuma ngeliatin buletan ijo aja saya udah autis sendiri.Yup, cuma gara-gara buletan ijo rasanya jadi orang paling beruntung. Lebe kan? Maklumin aja sih masih ababil.
Pas ada millat facebook, dia nutup akun fb-nya. Dan saya langung nestapa, nyesel banget ngehapus nopenya padahal itu satu-satunya akses buat tau kabar paling up to date dari dia. Duh, naksir lama-lama tapi ga hafal nopenya! Nope yang saya hafal cuma no sendiri, no emak sama rumah. Mana dia merantau ke pulau sebrang, ihiks…
Seminggu… Dua minggu… Berminggu-minggu.... ternyata dia kuat iman ga ngaktifin lagi akun fb-nya padahal yang saya tau dia termasuk aktivis facebook. Dikit-dikit up date status. Giat banget deh pokonya. Keukeuh merekeuh tuh orang ga nongol-nongol lagi.
Nanggung lah, akhirnya saya hapusin juga foto-fotonya dari lepi mumpung ada momen buat ganti idola. Dipikir udah semua jejak diilangin, ternyata masih ada bukti-bukti kejahatan saya yang belum dimusnahkan di photobucket!
Nah, malem ini saya keingetan yang kemaren. Iseng ngetik nama dia. Search…
Wuzzz!!!! Koneksi lagi cepet.
Eh ada!
Jangan-jangan bukan. Tapi nama dia kan ga pasaran. Buat mastiin saya buka profilnya.
Namanya nama dia.
Fotonya foto dia.
Gayanya masih gaya dia.
Hihihi, ternyata ga ada yang berubah ya kecuali satu…
Relationship Status : In a relationship with X X X
Aaargh tidaaaaaaaaaaaak! THAT’S NOT MY NAME!
Selasa, 15 Februari 2011
Malu
Hari ini saya malu dua kali...
Yang pertama gara-gara mendadak bloon depan orang yang saya anggap pinter dan hebat. Jujur, saya kagum sama orang ini karena selain pinter, dia juga lelaki, hehehe...
Grogi banget, ngerasa minder. Rasa minder itu mempengaruhi konsentrasi saya waktu presentasi. Rasa malu yang membuat saya terlihat konyol. Kacau! Padahal dia diem aja, ga keliatan mo bikin mati kutu. Parno sendiri sama malu yang ga jelas. Sia-sia persiapan saya gara-gara takut terihat bodoh dan memilih bermain aman.
Malu kedua waktu nunggu latihan karate, ada seorang mas-mas yang kakinya cacat -mungkin gara2 polio- nyamperin trus nanyain jam berapa latihan dimulai…
Saya berkali-kali minta dia ngulang pertanyaannya karena saya kurang nangkap apa yang dia bilang. Saya menebak dia juga tuna wicara gitu (maaf).
Waktu saya menjawab, dia lebih terlihat sedang membaca gerak bibir. Dari situ saya tau earphone yang dia pasang dikuping bukan buat dengerin MP3, itu alat bantu pendengaran.
Saya kaget liat dia ganti baju sama gie (baju karate).
Latihan dimulai…
Buat pemanasan, pelatih nyuruh kita keliling kampus.
Saya ga bisa berhenti merhatiin mas cacat itu, dan saya ngerasa marah waktu ada orang-orang ngetawain cara dia lari, sementara mas cacat itu tetep lari dengan muka hepi. Sesekali saya lihat dia kerepotan benerin earphonenya yang lepas terus.
Saya heran, apa dia ga ngerasa dia lagi jadi pusat perhatian gara-gara kekurangannya itu???
Kok dia kaya ga peka gitu padahal orang-orang lagi ngtawain dia???
Apa dia termasuk orang2 lugu? Tipe orang-orang yang nganggap semua orang itu baik, ga ada yg bejat.
Atau mungkin dia sebenernya ngerasa tapi Allah ngasih dia jiwa yang selapang samudra buat nerima semua takdirnya???
Ga tau deh. Saya ga pernah tau skenario-Nya. Allah itu Mahaadil.
Pelatih nyuruh kita mai geri (gerakan menendang) sambil jalan. Saya yang punya kaki normal aja ngerasa kesulitan mempraktekan itu, gimana sama mas cacat?
Saya kembali terhipnotis buat merhatiin dia. Penasaran, penasaran, penasaran!
Tiba giliran dia…
Saya dan teman-teman lain ketawa waktu dia nendang sambil jalan. Murni gara-gara lucu, sama sekali ga ada niat ngejek.
Mas cacat itu juga ketawa. Ketawa seneng tanpa beban.
Dia terus nendang walau selalu ketinggalan barisannya. Walau paling lama sampai finish.
Saya langsung diem liat tawa lugunya.
Penasaran sama isi otaknya, apa sih yang ada dipikiran dia?
Penasaran sama isi hatinya, apa sih yang dia rasain?
Heran juga kenapa saya ikutan ketawa?
Apa saya sama jahatnya sama mereka yg ngetawain mas cacat waktu lari tadi? Mereka yg bikin saya marah itu. Ga sepantasnya mereka ngetawain kekurangan orang lain. Padahal saya juga ketawa waktu dia nendang walau saya tegaskan kalo ketawa saya TANPA UNSUR EJEKAN. Hati saya mencibir, “tetep aja lo sama kaya mereka, BRENGSEK!”
Saya ngerasa malu!
Malu sama mas cacat yg optimis banget jalanin hidup dengan segala keterbatasannya…
Malu, waktu inget saya sering mempertanyakan rahman dan rahim-Nya…
Malu, ga jarang saya protes dan menghujat skenario hidup saya, ngerasa saya memonopoli semua kesialan nasib manusia…
Mas cacat itu tertawa di tengah dunia yang menertawakannya.
Di awal pertemuan kami, saya belajar banyak dari dia hanya dengan memperhatikan. Saya tetapkan dia sebagai dosen baru saya. Guru besar ilmu optimis.
Bahkan saya lupa nanya namanya, nama dosen mata kuliah ikhlas itu…
Lupa juga buat bilang makasih.
Hari ini saya malu 2x…
Malu pertama sama orang yang 'saya anggap' hebat. Mungkin tepatnya bukan malu, tapi minder.
Malu yang kedua sama orang yang “saya anggap” tidak lebih beruntung dari saya (walau kenyataannya dia lebih baik).
Yang pertama gara-gara mendadak bloon depan orang yang saya anggap pinter dan hebat. Jujur, saya kagum sama orang ini karena selain pinter, dia juga lelaki, hehehe...
Grogi banget, ngerasa minder. Rasa minder itu mempengaruhi konsentrasi saya waktu presentasi. Rasa malu yang membuat saya terlihat konyol. Kacau! Padahal dia diem aja, ga keliatan mo bikin mati kutu. Parno sendiri sama malu yang ga jelas. Sia-sia persiapan saya gara-gara takut terihat bodoh dan memilih bermain aman.
Malu kedua waktu nunggu latihan karate, ada seorang mas-mas yang kakinya cacat -mungkin gara2 polio- nyamperin trus nanyain jam berapa latihan dimulai…
Saya berkali-kali minta dia ngulang pertanyaannya karena saya kurang nangkap apa yang dia bilang. Saya menebak dia juga tuna wicara gitu (maaf).
Waktu saya menjawab, dia lebih terlihat sedang membaca gerak bibir. Dari situ saya tau earphone yang dia pasang dikuping bukan buat dengerin MP3, itu alat bantu pendengaran.
Saya kaget liat dia ganti baju sama gie (baju karate).
Latihan dimulai…
Buat pemanasan, pelatih nyuruh kita keliling kampus.
Saya ga bisa berhenti merhatiin mas cacat itu, dan saya ngerasa marah waktu ada orang-orang ngetawain cara dia lari, sementara mas cacat itu tetep lari dengan muka hepi. Sesekali saya lihat dia kerepotan benerin earphonenya yang lepas terus.
Saya heran, apa dia ga ngerasa dia lagi jadi pusat perhatian gara-gara kekurangannya itu???
Kok dia kaya ga peka gitu padahal orang-orang lagi ngtawain dia???
Apa dia termasuk orang2 lugu? Tipe orang-orang yang nganggap semua orang itu baik, ga ada yg bejat.
Atau mungkin dia sebenernya ngerasa tapi Allah ngasih dia jiwa yang selapang samudra buat nerima semua takdirnya???
Ga tau deh. Saya ga pernah tau skenario-Nya. Allah itu Mahaadil.
Pelatih nyuruh kita mai geri (gerakan menendang) sambil jalan. Saya yang punya kaki normal aja ngerasa kesulitan mempraktekan itu, gimana sama mas cacat?
Saya kembali terhipnotis buat merhatiin dia. Penasaran, penasaran, penasaran!
Tiba giliran dia…
Saya dan teman-teman lain ketawa waktu dia nendang sambil jalan. Murni gara-gara lucu, sama sekali ga ada niat ngejek.
Mas cacat itu juga ketawa. Ketawa seneng tanpa beban.
Dia terus nendang walau selalu ketinggalan barisannya. Walau paling lama sampai finish.
Saya langsung diem liat tawa lugunya.
Penasaran sama isi otaknya, apa sih yang ada dipikiran dia?
Penasaran sama isi hatinya, apa sih yang dia rasain?
Heran juga kenapa saya ikutan ketawa?
Apa saya sama jahatnya sama mereka yg ngetawain mas cacat waktu lari tadi? Mereka yg bikin saya marah itu. Ga sepantasnya mereka ngetawain kekurangan orang lain. Padahal saya juga ketawa waktu dia nendang walau saya tegaskan kalo ketawa saya TANPA UNSUR EJEKAN. Hati saya mencibir, “tetep aja lo sama kaya mereka, BRENGSEK!”
Saya ngerasa malu!
Malu sama mas cacat yg optimis banget jalanin hidup dengan segala keterbatasannya…
Malu, waktu inget saya sering mempertanyakan rahman dan rahim-Nya…
Malu, ga jarang saya protes dan menghujat skenario hidup saya, ngerasa saya memonopoli semua kesialan nasib manusia…
Mas cacat itu tertawa di tengah dunia yang menertawakannya.
Di awal pertemuan kami, saya belajar banyak dari dia hanya dengan memperhatikan. Saya tetapkan dia sebagai dosen baru saya. Guru besar ilmu optimis.
Bahkan saya lupa nanya namanya, nama dosen mata kuliah ikhlas itu…
Lupa juga buat bilang makasih.
Hari ini saya malu 2x…
Malu pertama sama orang yang 'saya anggap' hebat. Mungkin tepatnya bukan malu, tapi minder.
Malu yang kedua sama orang yang “saya anggap” tidak lebih beruntung dari saya (walau kenyataannya dia lebih baik).
My First
Postingan pertama neh, hehe...
Denger gosip kalau Facebook mau ditutup sama si empunya jadi pengen 'mengamankan' notes di situ. Meskipun FB ga ditutup, saya emang berniat repost catetan-catetan di FB ke blog sih, biar lebih lega n leluasa.
Sebenernya sih saya udah punya akun juga di MP. Nasibnya kaya kuburan. Sepi kaya ga ada kehidupan, hehehee. Punya juga akun di blogspot cuma lupa apaan n pake email yang mana, jadinya bikin lagi deh.
Sekian deh. Ga nemu lagi kata buat basa-basi pertama, hehe...
Denger gosip kalau Facebook mau ditutup sama si empunya jadi pengen 'mengamankan' notes di situ. Meskipun FB ga ditutup, saya emang berniat repost catetan-catetan di FB ke blog sih, biar lebih lega n leluasa.
Sebenernya sih saya udah punya akun juga di MP. Nasibnya kaya kuburan. Sepi kaya ga ada kehidupan, hehehee. Punya juga akun di blogspot cuma lupa apaan n pake email yang mana, jadinya bikin lagi deh.
Sekian deh. Ga nemu lagi kata buat basa-basi pertama, hehe...
Langganan:
Postingan (Atom)