Kamis, 09 Juni 2016

Ikrar!

Dia bukan penulis. Dia teknisi. Dia punya blog. Memuat apa saja. Dari perkara politik, agama, masakan hingga pelesiran. Catatan terakhir si teknisi tentang rumus fisika. Barangkali kehabisan ide tapi maunya tetap menulis. Mungkin...

Menurut saya, tulisannya payah. Tidak menarik. Tapi dia menarik.
Jujur, saya lebih payah. Saya sekolah jurnalistik dan bekerja di industri media massa. Punya blog pribadi. Sepi isi. Mati suri. Parah lah.

Ini otokritik sebenernya. Biar punya semangat go-blog. Tapi ya, saya mah jelemana kitu. Waregahan. Beda sama dia. Nggak apple to apple lah membandingkan kami. Dia mah Ksatria Jedi, with a strong force. Idola umat sejagat raya. Saya mah naon atuh, cuma bubuk opak nu katincakan suku jamaah. Hanya bukur. 

Terus maneh rek nepi iraha hanya menjadi bukur, Put? 

Nggak tahu kenapa belakangan saya kurang gairah untuk bikin tulisan baru. Ide mampet, nggak sempet, alasannya begitu padahal males. Semenjak jadi wartawan, menulis nggak lagi jadi aktivitas asyik. Malah nggak produktif. Yang ditulis di blog ini cuma hal remeh temeh yang nggak butuh mikir padahal.

Mungkin karena keseringan nulis berita, saya jadi kurang antusias bikin cerita. Pas memulai, bawaannya berasa lagi bikin berita dan ditungguin redaktur gitu, hahaha. Suasana imajiner yang menyebalkan, jadi aja gagal eksekusi.

Halah, alasan!
Baiklah, mari perbaiki diri. Mulai sekarang, tanggal 9 Juni 2016 saya berikrar kembali bikin tulisan di blog. Minimal satu tulisan dalam seminggu. Kalau melanggar, tentu ada hukumannya biar disiplin. Harus bayar Rp 50 ribu kalau seminggu nggak nyetor tulisan.

Eh tunggu nanti bayarnya ke siapa?
Ya ke celengan saya sendiri lah. Kalau uang hasil tindakan indisplinernya udah nggak muat masuk celengan, bika bongkar tabungan sanksinya. Hasilnya dipake buat nonton, makan atau membiayai kegiatan hedon lainnya, hahaha.

Tah, postingan nggak penting teh yang begini contohnya. Bisa kan? Gampang kan? Awas kalau minggu depan membleh! Bayar!